Sunday, December 16, 2012

Mie Baso Rudal Anggrek Solo Asli


Waktu hampir masuk jam makan siang, namun saya menggunakan skuter saya justru untuk berkeliling mencari sarapan. Istilah asing untuk sarapan pada saat hampir jam makan siang adalah “brunch” atau yang kalo dipisahkan menjadi breakfast and lunch. Muncul ide untuk makan bakso sebagai sarapan hari ini. Saya sendiri sedikit bingung kenapa yang dipilih adalah bakso sebagai sarapan. Tapi, rasanya bagi seorang penggemar bakso, jika di mulut “sudah rasa bakso”, berarti harus makan bakso, tak peduli apa itu di pagi hari, siang hari ataupun pada malam hari.  Akhirnya, yang saya pilih sebagai tempat berlabuh bagi kelaparan saya adalah Mie Baso Rudal Anggrek Solo Asli. Bagi para warga Bandung penggemar bakso sepertinya sudah banyak yang tahu di mana lokasi bakso ini berada. 
Berikut sedikit review saya mengenai makanan ini:
Lokasi

Kalian bisa menemukan lapak makanan ini di Jalan Anggrek (persimpangan antara Jalan Anggrek dengan Jalan W.R. Supratman, samping asrama putri Providentia). Warna tenda warung bakso yang berwarna oranye dan biru, cukup eye-catching sehingga mudah untuk ditemukan. Tempatnya mampu menampung sekitar 20-30an orang, cukup besar untuk ukuran warung tenda. Sehingga, di waktu ramai pengunjung biasanya tidak membuat kita sulit untuk mencari tempat duduk. 
Makanan
Saya memilih “Mie Yamin Besar Dua” dan “Yahun Besar Dua” sebagai hidangan sarapan saya.  Di tenda bakso itu, dua makanan yang saya pesan adalah makanan yang paling mahal, semangkuknya 14 ribu Rupiah. Untuk menu yang di sebut pertama, terdiri dari dua mangkuk berisi satu yamin, dua bakso besar berisi daging cincang dan ati, serta empat bakso berukuran kecil. Sedangkan untuk menu yang kedua, sama saja, yang membedakan hanyalah mie yang diganti menjadi bihun alias yahun. Kalo anda tidak menyukai bakso isi cincang, di sana tersedia pula bakso berisi telur. Sama seperti bakso Solo lainnya, satu mangkuk bakso tentu disertai sayuran-sayuran seperti sawi serta tauge. Disertakan pula saus, sambal, kecap serta cuka yang bisa kita tambahkan sendiri ke dalam mangkuk kita.
Bad Things
Rasa dari mie yamin serta bihun yamin (yahun) tidak terlalu istimewa bahkan cenderung flavourless. Tidak seperti yamin pada umumnya, mie telor digunakan sebagai mie. Hal tersebut memang lumrah ditemukan dalam bakso Solo, namun menurut pendapat saya mie telor lebih cocok digunakan sebagai mie kuah. Tapi itu kembali kepada selera setiap orang yang berbeda.
Hal yang menjadi kelemahan lain dari tempat ini, tenda tempat makan terasa cukup panas. Meskipun tempat cukup luas, akan tetapi warna tempat yang mayoritas berwarna oranye, membuat pengunjung, terutama pengunjung yang memiliki masalah rambut, perlu banyak menggaruk kepalanya. Beruntung tenda Bakso tersebut dipayungi pohon besar yang cukup rindang. Kelemahan terakhir, hal yang cukup mengganggu bagi saya (mungkin orang lain memiliki pendapat yang berbeda), adalah tempat pembayaran atau kasir menjadi satu bagian dengan tempat masak, kontaminasi adalah hal saya khawatirkan. 
Good Things
Ukuran porsi yang cukup besar, rasa bakso yang begitu nikmat, harga yang sangat terjangkau, tempat yang cukup bersih, serta pelayanan yang ramah dan cepat, menjadi kelebihan dari Mie Bakso Rudal Anggrek Solo Asli ini. Dengan harga yang berkisar antara 8 ribu hingga 14 ribu Rupiah, anda bisa menikmati Bakso dengan porsi yang cukup besar. Hal yang jarang anda dapatkan dari tempat bakso lain.
Hal yang jarang anda temukan di tempat makan kaki lima lainnya, selain pelayannya yang sangat ramah khas warga Solo dan kompak memakai seragam batik, adalah tempat makan yang cukup bersih dan tidak berbau aneh. Anda pun akan jarang menemukan lalat berkeliaran di meja makan anda, it’s really a good point!
Rasa bakso besar cincangnya hingga saat ini masih menjadi yang paling nikmat dari semua bakso cincang yang saya pernah makan. Bakso begitu empuk dan gurih, jauh dari kesan “bakso aci” atau “bakso tepung doang”.
Kabar yang beredar, dalam satu hari biasa bisa menghabiskan 30-35 kg bakso, sedangkan pada hari libur bisa mencapai 40-45 kg bakso. Tanda betapa nikmatnya bakso ini!
Conclusion
Saya merekomendasikan warung bakso ini kepada anda untuk mencobanya. Meskipun terdapat beberapa kekurangan dan belum mencapai kata sempurna, tapi saya rasa dengan harga yang relatif terjangkau dan rasa bakso yang begitu nendang, warung ini menjadi layak untuk masuk daftar restoran yang wajib untuk anda kunjungi.
Sedikit saran saya untuk Penjual, bijaksana menurut saya apabila tempat pembayaran dipisahkan dengan tempat memasak.  

Price
Rp8000,- s/d Rp14000,-
Rating
7.4/10 

Harap mencantumkan sumber spoonsavor.blogspot.com apabila hendak mengutip tulisan ini baik sebagian maupun seluruhnya.



Saturday, December 15, 2012

Kopitiam Oey Bandung


Mie Kepiting Pontianak ala Kopi Tiam Oey


Bragaweg
Jalan Braga merupakan ikon Kota Bandung, terletak di jantung kota Bandung yang persis berhimpitan dengan Jalan Asia-Afrika. Sekitar tahun 1920-an Jalan Braga mengalami masa kejayaannya, dimana pada saat itu banyak pengusaha perbelanjaan eksklusif yang berbondong-bondong membuka cabang di bragaweg. Di antaranya Toko Stocker (arloji dan jam buatan Swiss yang terkenal), Toko Bunga Van Doup, Fuchs & Rents (Toko mobil pertama di Hindia-Belanda), penjahit August Savelco (langganan beberapa tokoh penting, seperti J.P. Coen dan Soekarno), Maison de Bogerijen, dan Au Bon Marche (Butik pakaian impor dari Paris). Konon katanya julukan Kota Bandung sebagai Parisj Van Java didapat dari keberadaan butik Au Bon Marche di Jalan Braga ini.
Kopitiam Oey
Keberadaan Kopitiam Oey di Jalan Braga mungkin ingin merebut hati para pecinta kopi yang ingin “ngabaraga” sambil menikmati kopi dan kudapan ringan Jalan Braga seperti pada masa Hindia-Belanda dahulu. Kopitiam adalah bahasa Hok-kian yang berarti kedai kopi.

   
Sesuai dengan slogan “Koffie Mantep, Harganja Joejoer”, kemunculan Kopitiam Oey ini menjawab keinginan para pecinta kopi yang selama ini disuguhi oleh keberadaan coffee-shop yang menjual kopi Amerika Serikat dengan harga yang cukup menguras kantong.
Padahal, Indonesia merupakan negara penghasil kopi terbesar ketiga di dunia. Akhirnya, rasa penasaran untuk mencicipi menu pilihan dari sang ahli kuliner Pak Bondan “maknyuss” Winarno, mengantarkan saya untuk berhenti dan ngabaraga di kedai kopi milik Pak Bondan ini. Sekaligus ingin mereview restoran milik sang ahli review makanan. Semoga review ini dibaca pula oleh beliau.
Lokasi
Jl. Braga No.45 Bandung
 Jam Operasional
Senin - Kamis            07.00 – 22.00
Jumat - Sabtu             07.00 – 24.00
Minggu                      07.00 – 23.00

Letak Kopitiam Oey cukup mudah untuk ditemukan karena berada di barisan kiri pada jalan utama Kota Bandung, Jalan Braga. Namun jangan mengharapkan Anda dapat memarkirkan kendaraan Anda persis di depan kedai kopi ini, karena di Jalan Braga tidak menyediakan parkir mobil di bahu jalan, sehingga Anda harus memarkirkan kendaraan Anda agak jauh dan berjalan kaki untuk mencapai Kopitiam Oey. 
Akan tetapi ada sisi positif dari tidak adanya lahan parkir di depan kedai Kopitiam Oey. Dengan “memaksa” orang datang ke kedai dengan berjalan kaki, membuat pengunjung berada dalam status sosial yang sama. Tidak peduli dia membawa motor, atau mobil, semua orang bisa berkunjung ke kedai. That’s so great!
Saat pertama kali melangkahkan kaki masuk, saya dihadapkan pada seorang waiter yang ramah dan menanyakan untuk memilih tempat duduk antara smoking atau non-smoking room
Saya memilih smoking room, bukan karena saya perokok, tapi karena saya ingin menikmati udara dan suasana sore Bandung saat hujan. Suasana sederhana khas tempo doeloe ditambah alunan lagu lama yang lembut sangat pas dipadukan dengan pemilihan furnitur dan ornamen dekorasi pada kedai kopi ini. Maknyusss!
Saya ditinggalkan untuk melihat menu yang sengaja ditulis dengan menggunakan ejaan tempo dulu, uniknya untuk memanggil waiter disetiap meja disediakan hotel service bell sehingga saya tidak perlu repot memanggil waiter dengan suara ataupun lambaian tangan.
Makanan
Setelah cukup lama memilih dan menimang, saya memesan “Mie Kepiting Pontianak”, “Djoes Apel & Ijs Soda”, “Ijs Kopi Soesoe Indotjina”, dan “Beras Kentjoer”.
Mie Kepiting Pontianak
Awalnya saya tidak terlalu tertarik dengan menu ini, saya hanya penasaran dengan embel-embel “Pontianak” dibelakangnya, jadi saya juga tidak mengharapkan rasa mie yang enak. Ketika datang ke meja saya, saya cukup terkejut dengan pengaturan kepiting, mie, sayuran, jamur yang cantik untuk kelas kedai kopi. Rasa mie yang gurih dan berbumbu benar-benar pas dengan rasa manis tumis jamur-ayam dan rasa gurih-hambar daging kepiting. Ditambah dengan bakso ikan yang gurih dan kuah membuat semuanya menjadi saling melengkapi dan tidak berlebihan.
Djoes Apel & Ijs Soda
Tidak ada yang special dari menu ini menurut saya, menu ini berisi jus apel ditambah minuman berkarbonasi (sprite). Keunggulannya hanya terdapat dari hasil campuran soda dan jus apel yang sangat cocok.
Ijs Kopi Soesoe Indotjina
Saya pribadi bukanlah pecinta kopi, justru saya menghindari kopi karena saya memiliki perut yang tidak bersahabat dengan kopi. Tapi karena penasaran saya pesan juga menu ini.
Kopi susu yang biasanya dihidangkan setelah tercampur rata, tapi Ijs Kopi Soesoe Indotjina ini menawarkan kita cara yang berbeda dari biasanya. Susu kental berada pada dasar gelas dan kopi diseduh pada bagian atas gelas menggunakan semacam saringan, sehingga kopi akan turun sedikit demi sedikit bercampur dengan susu yang berada di dasar botol tanpa membawa ampas kopi. Rasa yang didapat adalah maknyuuuss.
Kopi dan susu yang bercampur dengan imbang tanpa mengurangi rasa kenikmatan masing-masing rasa. Ijs Kopi Soesoe Indotjina ini dapat dinikmati dengan dingin atau panas. 
Beras Kentjoer
Setelah minum Ijs Kopi Soesoe Indotjina, saya memesan Beras Kentjoer karena khawatir maag saya kambuh. Sebab, menurut nenek saya, beras kencur sangat berkhasiat untuk mengobati penyakit perut.
Beras kencur merupakan salah satu minuman khas Indonesia. Minuman ini tergolong sebagai jamu, namun termasuk jamu yang banyak digemari oleh kebanyakan orang karena rasanya berbeda dari jamu kebanyakan yang pahit, beras kencur memiliki rasa yang manis.
Beras Kentjoer ala Kopitiam Oey tidak berbeda dengan rasa beras kencur kebanyakan, yang berbeda adalah minuman ini terasa cukup kental, tidak encer seperti rasa beras kencur yang didapat dari tukang jamu keliling. Rasa minuman yang cukup hangat di tenggorokan sangat cocok apabila diminum pada saat hujan ataupun sore dan malam hari.
Bad Things
Saya tidak begitu banyak melontarkan kritik terhadap Kopitiam Oey ini karena tidak ada hal esensial yang  mengecewakan saya. Diharapkan hal ini dapat menjadi pemacu bagi Kopitiam Oey untuk terus mempertahankan dan semakin meningkatkan pelayanan, sehingga dapat tercipta long-term partnership dengan pelanggan dan pelanggan pun menjadi semakin loyal.
Akan tetapi di pandangan saya, ukuran satu porsi makanan sedikit kurang bersahabat bagi orang-orang dengan “porsi makan bule”. Sebab, ukuran makanan yang disajikan tidak cukup besar dibandingkan harganya.
Good Things
Banyak kelebihan yang dimiliki kedai kopi ini, mulai dari rasa makanan yang enak namun tidak berlebihan, tidak perlu mengocek saku terlalu dalam untuk membayar bill, waiter dan waitress yang ramah dan bersahabat, cukup untuk membuat Kopitiam Oey menjadi salah satu list restoran yang akan saya kunjungi dalam waktu yang akan datang. Apalagi ditambah dengan perhatian manajemen kedai kopi ini dalam memperhatikan detail sehingga suasana yang ingin diciptakan benar terasa. Poin plus bagi kedai kopi ini adalah kamar mandi yang bersih dan kering serta tersedianya Wi-Fi.
Conclusion
Kedai kopi ini lebih dari layak untuk dicoba.  Menu, suasana, serta harga yang ditawarkan semuanya serba pas alias tidak berlebihan serta cukup attention to the details. Tak salah pak Bondan ini didaulat sebagai salah satu kritikus makanan yang handal.
Saya sangat merekomendasikan Kopitiam Oey  untuk menjadi next coffe-shop destination bagi Anda yang ingin merasakan “Koffie Mantep, Harganja Joejoer”. 
Price
Harga menu yang saya pesan :
·        Mie Kepiting Pontianak      Rp27,000
·        Djoes Apel & Ijs Soda        Rp16,000
·        Ijs Kopi Soesoe Indotjina   Rp16,000
·        Beras Kentjoer                    Rp9,000
Harga makanan dan minuman lainnya berkisar antara Rp6,000 sampai dengan Rp40,000 (belum termasuk pajak restoran 10%)

Rating
8.6/10