Mie Kepiting Pontianak ala Kopi Tiam Oey
Bragaweg
Jalan Braga merupakan ikon Kota
Bandung, terletak di jantung kota Bandung yang persis berhimpitan dengan Jalan
Asia-Afrika. Sekitar tahun 1920-an Jalan Braga mengalami masa kejayaannya, dimana
pada saat itu banyak pengusaha perbelanjaan eksklusif yang berbondong-bondong
membuka cabang di bragaweg. Di antaranya
Toko Stocker (arloji dan jam buatan Swiss yang terkenal), Toko Bunga Van Doup,
Fuchs & Rents (Toko mobil pertama di Hindia-Belanda), penjahit August
Savelco (langganan beberapa tokoh penting, seperti J.P. Coen dan Soekarno), Maison
de Bogerijen, dan Au Bon Marche (Butik pakaian impor dari Paris). Konon katanya
julukan Kota Bandung sebagai Parisj Van
Java didapat dari keberadaan butik Au Bon Marche di Jalan Braga ini.
Kopitiam
Oey
Keberadaan Kopitiam Oey di Jalan
Braga mungkin ingin merebut hati para pecinta kopi yang ingin “ngabaraga”
sambil menikmati kopi dan kudapan ringan Jalan Braga seperti pada masa
Hindia-Belanda dahulu. Kopitiam adalah bahasa Hok-kian yang berarti kedai kopi.
Sesuai dengan slogan “Koffie Mantep, Harganja Joejoer”, kemunculan Kopitiam Oey
ini menjawab keinginan para pecinta kopi yang selama ini disuguhi oleh
keberadaan coffee-shop yang menjual
kopi Amerika Serikat dengan harga yang cukup menguras kantong.
Padahal,
Indonesia merupakan negara penghasil kopi terbesar ketiga di dunia. Akhirnya, rasa penasaran untuk
mencicipi menu pilihan dari sang ahli kuliner Pak Bondan “maknyuss” Winarno,
mengantarkan saya untuk berhenti dan ngabaraga di kedai kopi milik Pak Bondan
ini. Sekaligus ingin mereview restoran milik sang ahli review makanan. Semoga review
ini dibaca pula oleh beliau.
Lokasi
Jl. Braga No.45 Bandung
Jam Operasional
Senin
- Kamis 07.00 – 22.00
Jumat
- Sabtu 07.00
– 24.00
Minggu 07.00 – 23.00
Letak Kopitiam Oey cukup mudah
untuk ditemukan karena berada di barisan kiri pada jalan utama Kota Bandung,
Jalan Braga. Namun jangan mengharapkan Anda dapat memarkirkan kendaraan Anda
persis di depan kedai kopi ini, karena di Jalan Braga tidak menyediakan parkir
mobil di bahu jalan, sehingga Anda harus memarkirkan kendaraan Anda agak jauh
dan berjalan kaki untuk mencapai Kopitiam Oey.
Akan tetapi ada sisi positif
dari tidak adanya lahan parkir di depan kedai Kopitiam Oey. Dengan “memaksa”
orang datang ke kedai dengan berjalan kaki, membuat pengunjung berada dalam
status sosial yang sama. Tidak peduli dia membawa motor, atau mobil, semua
orang bisa berkunjung ke kedai. That’s so
great!
Saat pertama kali melangkahkan
kaki masuk, saya dihadapkan pada seorang waiter
yang ramah dan menanyakan untuk memilih tempat duduk antara smoking atau non-smoking room.
Saya memilih smoking
room, bukan karena saya perokok, tapi
karena saya ingin menikmati udara dan suasana sore Bandung saat hujan. Suasana
sederhana khas tempo doeloe ditambah alunan lagu lama yang lembut sangat pas
dipadukan dengan pemilihan furnitur dan ornamen dekorasi pada kedai kopi ini. Maknyusss!
Saya ditinggalkan untuk melihat
menu yang sengaja ditulis dengan menggunakan ejaan tempo dulu, uniknya untuk
memanggil waiter disetiap meja disediakan hotel
service bell sehingga saya tidak perlu repot memanggil waiter dengan suara ataupun lambaian tangan.
Makanan
Setelah cukup lama
memilih dan menimang, saya memesan “Mie Kepiting Pontianak”, “Djoes Apel &
Ijs Soda”, “Ijs Kopi Soesoe Indotjina”, dan “Beras Kentjoer”.
Mie
Kepiting Pontianak
Awalnya saya tidak
terlalu tertarik dengan menu ini, saya hanya penasaran dengan embel-embel
“Pontianak” dibelakangnya, jadi saya juga tidak mengharapkan rasa mie yang
enak. Ketika datang ke meja saya, saya cukup terkejut dengan pengaturan
kepiting, mie, sayuran, jamur yang cantik untuk kelas kedai kopi. Rasa mie yang
gurih dan berbumbu benar-benar pas dengan rasa manis tumis jamur-ayam dan rasa
gurih-hambar daging kepiting. Ditambah dengan bakso ikan yang gurih dan kuah
membuat semuanya menjadi saling melengkapi dan tidak berlebihan.
Djoes
Apel & Ijs Soda
Tidak ada yang
special dari menu ini menurut saya, menu ini berisi jus apel ditambah minuman
berkarbonasi (sprite). Keunggulannya hanya terdapat dari hasil campuran soda
dan jus apel yang sangat cocok.
Ijs
Kopi Soesoe Indotjina
Saya pribadi bukanlah
pecinta kopi, justru saya menghindari kopi karena saya memiliki perut yang tidak
bersahabat dengan kopi. Tapi karena penasaran saya pesan juga menu ini.
Kopi susu yang
biasanya dihidangkan setelah tercampur rata, tapi Ijs Kopi Soesoe Indotjina ini
menawarkan kita cara yang berbeda dari biasanya. Susu kental berada pada dasar
gelas dan kopi diseduh pada bagian atas gelas menggunakan semacam saringan,
sehingga kopi akan turun sedikit demi sedikit bercampur dengan susu yang berada
di dasar botol tanpa membawa ampas kopi. Rasa yang didapat adalah maknyuuuss.
Kopi dan susu yang bercampur dengan imbang tanpa mengurangi rasa kenikmatan masing-masing rasa. Ijs Kopi Soesoe Indotjina ini dapat dinikmati dengan dingin atau panas.
Kopi dan susu yang bercampur dengan imbang tanpa mengurangi rasa kenikmatan masing-masing rasa. Ijs Kopi Soesoe Indotjina ini dapat dinikmati dengan dingin atau panas.
Beras
Kentjoer
Setelah minum Ijs
Kopi Soesoe Indotjina, saya memesan Beras Kentjoer karena khawatir maag saya kambuh.
Sebab, menurut nenek saya, beras kencur sangat berkhasiat untuk mengobati
penyakit perut.
Beras kencur
merupakan salah satu minuman khas Indonesia. Minuman ini tergolong sebagai
jamu, namun termasuk jamu yang banyak digemari oleh kebanyakan orang karena
rasanya berbeda dari jamu kebanyakan yang pahit, beras kencur memiliki rasa
yang manis.
Beras Kentjoer ala
Kopitiam Oey tidak berbeda dengan rasa beras kencur kebanyakan, yang berbeda
adalah minuman ini terasa cukup kental, tidak encer seperti rasa beras kencur
yang didapat dari tukang jamu keliling. Rasa minuman yang cukup hangat di
tenggorokan sangat cocok apabila diminum pada saat hujan ataupun sore dan malam
hari.
Bad
Things
Saya tidak begitu
banyak melontarkan kritik terhadap Kopitiam Oey ini karena tidak ada hal esensial
yang mengecewakan saya. Diharapkan hal
ini dapat menjadi pemacu bagi Kopitiam Oey untuk terus mempertahankan dan
semakin meningkatkan pelayanan, sehingga dapat tercipta long-term partnership dengan pelanggan dan pelanggan pun menjadi
semakin loyal.
Akan tetapi di
pandangan saya, ukuran satu porsi makanan sedikit kurang bersahabat bagi
orang-orang dengan “porsi makan bule”. Sebab, ukuran makanan yang disajikan
tidak cukup besar dibandingkan harganya.
Good
Things
Banyak kelebihan yang
dimiliki kedai kopi ini, mulai dari rasa makanan yang enak namun tidak
berlebihan, tidak perlu mengocek saku terlalu dalam untuk membayar bill, waiter dan waitress yang
ramah dan bersahabat, cukup untuk membuat Kopitiam Oey menjadi salah satu list
restoran yang akan saya kunjungi dalam waktu yang akan datang. Apalagi ditambah
dengan perhatian manajemen kedai kopi ini dalam memperhatikan detail sehingga
suasana yang ingin diciptakan benar terasa. Poin plus bagi kedai kopi ini
adalah kamar mandi yang bersih dan kering serta tersedianya Wi-Fi.
Conclusion
Kedai kopi ini lebih
dari layak untuk dicoba. Menu, suasana,
serta harga yang ditawarkan semuanya serba pas alias tidak berlebihan serta
cukup attention to the details. Tak
salah pak Bondan ini didaulat sebagai salah satu kritikus makanan yang handal.
Saya sangat merekomendasikan
Kopitiam Oey untuk menjadi next coffe-shop destination bagi Anda
yang ingin merasakan “Koffie Mantep, Harganja Joejoer”.
Price
Harga menu yang saya
pesan :
·
Mie
Kepiting Pontianak Rp27,000
·
Djoes
Apel & Ijs Soda Rp16,000
·
Ijs
Kopi Soesoe Indotjina Rp16,000
·
Beras
Kentjoer Rp9,000
Harga makanan dan
minuman lainnya berkisar antara Rp6,000 sampai dengan Rp40,000 (belum termasuk
pajak restoran 10%)
Rating
8.6/10
0 comments:
Post a Comment